Gulai Ikan Pare Sambal Nanas


Hilangin dulu serehnya kalau mau makan.
Lima hari lalu saya memberanikan diri untuk memasak makanan bersantan. Saya belum pernah memasak makanan bersantan sebelumnya karena memang tak bisa karena prosesnya lebih rumit dari makanan lainnya. Sering untuk jenis makanan ini saya hanya jadi asisten dari mereka yang memasak. Makanan yang saya olah hari itu adalah gulai ikan pare dan sambal nanas.
Ritual memasak dimulai dari berbelanja bahan-bahan lebih dulu. Setengah 7 pagi saya sudah sampai pasar Kotagede, pasar yang letaknya persis di utara kampung Alun-Alun. Ada kurang lebih 5 penjual ikan laut di pasar ini, satu penjual berada di dalam kios pasar, dan empat penjual berada di luar pasar. Empat penjual yang berada di luar pasar ini tak bedagang sampai siang. Mungkin pukul 9 atau 10 pagi mereka sudah kelar bedagang.
Saya menuju penjual ikan di utara pasar, tepatnya di barat laut pasar, dekat dengan gardu listrik peninggalan Belanda. Untuk menuju utara pasar saya harus berjalan membelah pengunjung-pengunjung pasar yang sering berjubel di bagian tengah. Di bagian tengah pasar, di depan pintu gerbang utara, ada satu deret penjual camilan enak-enak yang selalu dikerumuni oleh pembeli. Ada kue-kue isi pisang, bika, nagasari, kembang waru, dan kipo makanan Kotagede berwarna ijo dengan isian kelapa muda legit.
Sampai di tempat penjual ikan saya bimbang menentukan pilihan ikan. Untuk masak ikan biasannya dipakai ikan enak seperti gurameh, tongkol, tengiri, atau dorang yang sekilo harganya bisa lebih dari 40 ribu. Sementara uang saya pas-pasan. Akhirnya pilihan ikan jatuh pada ikan cucut. Ikan laut dengan tubuh dan moncong panjang dihargai 24 ribu oleh penjual. Cocok dengan isi kantong saya. Ikan laut ini punya harga sama dengan ikan patin. Oya patin sebenarnya juga bisa dibikin gulai tapi saya tak terlalu suka ikan tawar karena punya daging yang rasanya sama dengan lele.
Saya mendapat 3 ekor ikan cucut terakhir dari penjual dan ia memberi harga 16 ribu saja. Beruntung. Dari penjual ikan saya beranjak mencari bumbu gulai di kios rempah. Bumbu-bumbu mentah segera dibungkus oleh penjualnya. Ada lengkuas, kunyit, daun salam, daun jeruk, ketumbar, jinten, kayu manis, kencur, sereh, pala, dan dua rempah yang saya lupa namanya. Harganya dua ribu saja. Saya memang tak membeli bumbu halus setengah jadi karena kurang segar dan saya tak tau proses pengulekannya.
Bumbu gulai di tangan dan segera menjelajah lagi mencari pare untuk campuran gulai. Penjual pare ternyata ada di lapak bagian selatan pasar. Dua buah pare besar dihargai tiga ribu rupiah. Di balik lapak pare ini ada penjual kelapa parut yang sudah terbungkus plastik dengan harga dua ribu rupiah.
Oya nanas muda untuk sambal saya beli dengan harga dua ribu rupiah di kios buah langganan waktu kecil dulu. Si penjual buah dan suaminya ini sudah tak seperti dulu. Waktu saya kecil ketika lewat di depan lapak dagangannya selalu ditawarinya semangka. Buah kesukaan saya. Kemarin setelah sekian lama tak beli di lapak buahnya ia meladeni saya dengan muka melas-melas judes.
Untuk memasak gulai ikan cucut pare dan sambel nanas itu saya hanya mengeluarkan uang 23 ribu. Biaya masak ini murah karena bumbu-bumbu lain seperti bawang merah putih dan cabe sudah ada di rumah. Pertama saya bersihkan bumbu-bumbu macam bawang merah putih dan sepaket bumbu gulai dari penjual rempah. Pare dan cabe juga turut saya bersihkan sebelum di rebus. Pare direbus lebih dulu agar empuk saja, sedangkan cabe direbus dulu untuk mendapatkan warna yang bagus sebagai campuran gulai.
Ikan cucut setelah dibersihkan dilumuri jahe dan kunyit, kemudian goreng lebih dulu biar enak. Sebenarnya bisa sih nggak usah digoreng, tapi saya takut gulai ikan ini berubah jadi amis sebagaimana saya dulu pernah buat pindang patin tanpa digoreng. Sembari menunggu ikan goreng setengah matang, langsung saja haluskan bumbu-bumbu gulai. Awalilah dengan menghaluskan bumbu rempah terkecil dan bertekstur kasar seperti tumbar, jinten, pala, dan rempah lain. Setelah halus baru campurkan bawang merah putih jahe, kencur, juga kunyit. Lengkuas, daun salam dan jeruk, juga sereh cukup digeprek saja jangan sampai hancur.
Sekarang tinggal memeras santan. Perasan santan pertama ini disebut sebagai santan kental. So, jangan beri air terlalu banyak untuk perasan pertama. Sisihkan perasan pertama dan lanjutkan perasan santan sesuai dengan yang diinginkan apakah ingin kuah kental atau encer. Bahan-bahan untuk membuat adonan gulai telah siap. Segera saja tumis bumbu-bumbu utama. Setelah baunya kecium di hidung, campurkan santan dan bumbu-bumbu tersebut menjadi satu hingga mendidih.
Masukkan cabe yang tadi sempat direbus dan haluskan. Maka kuah gulai akan terlihat kuning kemerah-merahan karenanya. Masukkan juga pare yang telah direbus dan terakhir ikan. Kuah gulai ikan ini kombinasi antara gurih, pedas, dan pahit dari buah pare. Jadi kalau makan kuah ini ngggak bakal enek karena ada rasa pahit-pahitnya sedikit. Oya gulai ikan pare ini terinspirasi dari masakan kawan-kawan Infest yang dulu pernah bikin gulai gurameh pare lezat. Oh untuk sambal nanas bikinnya gampang kok. Ulek saja bawang putih dan cabe mentah dan campur dengan nanas yang diiris kecil-kecil kalau menurut resep bulek yang pernah tinggal di Palembang.  
Post Scriptum : Ini adalah tulisan pamer aja kok karena saya sudah bisa masak makanan bersantan :)

Komentar

Postingan Populer